Tulisan ini pernah aku posting di website pribadi Rektor UIN MMI Malang yaitu Prof. DR. H. Imam Suprayogo (www.imamsuprayogo.com) untuk mengomentari tulisan beliau tgl 1 Pebruari 2009 yang lalu tentang "Akibat Miskin Rasa Sykur". Tapi tidak ada salahnya aku posting ulang dalam blog pribadiku agar pembaca budiman yang tidak sempat membaca di blog rektor UIN Malang bisa membaca diblog calon rektor UIN Malang ini …
Membaca tulisan tentang syukur ini saya teringat pada pemakaian bahasa yang salah ditengah-tengah lingkungan kita,karena kata syukur jika diakhiri `an` menjadi syukuran,maknanya bergeser menjadi `makan-makan`, jika di akhiri `in` syukurin, maknanyapun juga bergeser menjadi sebuah cemoohan misalnya " syukurin lho" maknanya rasain lho kira-kira begitu, pemakaian bahasa yang salah kaprah ini harus diluruskan biar tidak terjadi ambigu. Kata syukur yang punya arti sebenarnya yaitu mensyukuri segala ni`mat Allah yang telah diberikan kepada kita. Biasanya orang akan merasa bersyukur setelah ia mendapatkan kenikmatan saja, padahal seharusnya kita dituntut bersyukur kapan saja dimana saja dalam hal apa saja pada siapa saja dst..ada kalimat bijak mengatakan " ketika Allah memberimu nikmat maka akan terasa olehmu kebaikan-kebaikanNya, dan ketika Allah memberimu musibah sebenarnya Ia ingin memberimu hikmah".
Dalam tulisan ini saya akan berbagi pengalaman tentang syukur, suatu hari saya pergi Umroh dari Riyadh ke Mekkah naik bis bukan naik unta, perjalanan sekitar 10 jam dengan jarak tempuh kira-kira 1000 km, sepanjang perjalanan secara kasat mata pemandangan yang terlihat cuman hamparan pasir, gunung-gunung yang ditumbuhi bebatuan, unta dan sedikit kebun kurma, Subhanallah...dalam hati saya bersyukur sekali hidup di Indonesia yang sumber daya alamnya luar biasa lengkap `gemah ripah loh jinawi toto tentrem kertoraharjo`, terus kenapa Saudi yang SDA sangat terbatas ini tetapi menjadi salah satu negara yang kaya raya? ternyata --menurut pandangan saya-- mereka termasuk orang-orang yang pandai bersyukur yang akhirnya oleh Allah diberi kenikmatan minyak yang melimpah ruah dibawah tumpukan hamparan pasir tersebut, produksi minyaknya tersebesar nomor satu dunia, bayangkan 8 juta barel/hari bahkan tahun 2012 dicanangkan akan memproduksi 12 juta barel/hari dengan asumsi tidak akan habis 150 tahun ke depan, subhanallah…
Salah satu bukti bentuk bersyukur dibidang pendidikan, pemerintah Saudi membebaskan semua biaya sekolah dan kuliah bagi warga saudi ataupun non saudi bahkan diberi beasiswa per bulan dengan jumlah nominal yang sama, setiap tahunnya menerima mahasiswa asing untuk belajar di Saudi,di kampus King Saud saja setiap tahunnya menerima kira-kira 100 lebih mahasiswa asing untuk belajar bahasa arab, belum ditambah mahasiswa dengan visa researcher, ini hanya satu kampus belum kampus-kampus lain, sayangnya dari Indonesia hanya sedikit yang mendaftar disini, mungkin disebabkan kurang informasi saja. Untuk tahun 2008-2009 mahasiswa baru dari Indonesia yang belajar di King Saud hanya 28 orang (8 mahasiswa murni,20 peneliti/researcher) jumlah keseluruhan mahasiswa Indonesia di King Saud 63 orang (17 mahasiswa murni,46 peneliti/researcher) ini jumlah termasuk sedikit dibanding mahasiswa dari Afrika dan Yaman.
Khusus untuk mahasiswa dengan visa researcher harus lulusan minimal s1 saintek dengan tofel 500 ke atas, mereka ada lulusan dari ITS, UGM, ITB, IPB dan UI mereka digaji besar karena visanya researcher dan bisa melanjutkan s2 dan s3 gratis, sayang hasil penelitiannya hanya dipublikasikan di jurnal lokal bukan jurnal tingkat internasional seperti yang diharapkan banyak orang, tapi untuk program ini --saya dengar informasi-- tahun depan hanya menerima peneliti/researcher murni lulusan s2, sedangkan yang lulusan s1 sebagai mahasiswa murni. Perbedaannya, kalau peneliti murni visanya pekerja, kalau mahasiswa murni visanya mahasiswa dan tidak boleh sambil kerja, dalam hal gaji tentu lebih gede peneliti 3x lipat dari pada mahasiswa.
Dalam anggaran pendidikan, pemerintah Saudi memberi perhatian cukup besar terhadap pendidikan, contoh alokasi anggaran King Saud University dalam 5 terakhir dengan hitungan milyar real (1 milyar real = 2, 8 trilyun rupiah); pada tahun 2005=2,6. tahun 2006=3,1. tahun 2007=3,1. tahun 2008=3,69. tahun 2009=5,42 (koran kampus KSU,sabtu 27 Desember 2008) dengan asumsi jumlah mahasiswa dan mahasiswinya sekitar 100 ribu, dosen 6 ribu dan karyawan mencapai 12 ribu orang. Mungkin karena alokasi anggaran yang begitu besar akhirnya King Saud University (KSU) menempati urutan pertama kampus terbaik tingkat Negara-Negara Arab dan Timur Tengah, urutan 24 terbaik tingkat Asia,dan urutan 292 terbaik tingkat dunia versi webometrics Spanyol. Untuk selengkapnya ada 15 universitas terbaik tingkat dunia Arab (Top Arab World) sesuai urutan rangking sbb:
1. King Saud University
2. King Fahd University of Petroleum & Minerals
3. King Abdul Aziz University
4. American University in Cairo
5. American University of Beirut
6. Cairo University
7. King Faisol University
8. Birzeit University
9. Imam Muhammad bin Saud University
10. United Arab Emirates University
11. Higher Colleges of Technology
12. Kuwait University
13. University Saint Joseph de Beyrouth
14. Sultan Qaboos University
15. Umm al-Quro University
(koran kampus KSU, Sabtu 31 Januari 2009).
Demikianlah kenyataanya Saudi yang secara kasat mata gersang kering kerontang ternyata dengan hanya bermodal sumber minyak mampu memberi kemakmuran yang lebih terhadap rakyatnya, semoga kita yang bermodalkan SDA yang beraneka ragam juga melimpah ruah kemakmuran yang kita dapatkan ke depan harus melebihi Saudi dan Negara-negara lain, asalkan salah satu point penting kita harus pandai-pandai bersyukur atas semua ni`mat Allah SWT. yang tersebar luas di sekeliling, Amin.. Semoga dengan berbagi informasi ini saya juga termasuk minasy syaakiriin...
6 Jun 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar