23 Des 2010

TANTANGAN BAHASA ARAB DALAM DUNIA PENDIDIKAN

Dua hari saya berada di Kota Pekalongan dalam rangka menghadiri undangan panitia seminar bahasa arab, seminar yang dihadiri sekitar 250-an peserta itu dilaksanakan oleh Mahasiswa Pendidikan Bahasa Arab STAIN Pekalongan pada hari Sabtu 11 Nopember 2010 kemarin bersama Prof. Dr. Mohamed Ali Kameel dan Dr. Faisal Mahmoud Adam Ibrahim, keduanya adalah Dosen Republik Sudan yang diperbantukan di UIN Maliki Malang, dan saya sangat gembira dan bahagia sekali melihat antusias peserta seminar yang di dominasi mahasiswa dan guru.

Seminar dengan topic tantangan bahasa arab dalam dunia pendidikan itu terasa memang sangat menarik untuk dibicarakan, karena bangsa Indonesia bangsa terbesar pemeluk Islam-nya di dunai itu boleh dibilang masih tertidur pulas, tentu dalam hal kemampuan berbicara bahasa arab. Padahal sadar atau tidak sadar bahasa arab itu kita butuhkan setiap hari, bahkan dalam hal tertentu wajib kita membacanya dengan berbahasa arab, kalau tidak maka hukumnya batal atau tidak sah, misal ketika kita melaksanakan salat lima waktu, membaca alqur’an dan al-hadits. Bahkan kalau kita sadar dan melakukan kuwajiban sebagai muslim taat, kita tidak henti-hentinya lisan ini bergerak untuk melafadkan kalimat yang berbahasa arab mulai bangun tidur sampai tidur lagi, misalnya dalam hal berdoa, sebagai seorang muslim seharusnya tidak melupakan berdoa jika akan melakukan sesuatu, misalnya setelah bangun tidur, ,masuk kamar mandi, keluar kamar mandi, memakai baju, menyisir rambut, keluar rumah, berkendaraan, sampai kita akan tidur kembali mulut kita selalu bergerak dengan bahasa arab.

Bahasa Arab adalah bahasa agama, juga sekaligus bahasa komunikasi internasional. Dalam urutan rangking bahasa resmi yang dipakai dalam hubungan internasional versi PBB, bahasa Arab menempati urutan nomor lima setelah bahasa inggris, bahasa Prancis, bahasa Jerman dan bahasa Cina, dan digunakan sebagai bahasa sehari-hari oleh 450 juta muslim di dunia yang tersebar di Benua Afrika dan Semenanjung Arab. Jika saja penduduk Indonesia yang merupakan muslim terbesar didunia banyak yang menggunakan bahasa rab sebagai bahasa sehari, bisa dimungkinkan bahasa arab dalam hal ranking bahasa resmi internasional versi PBB akan naik menjadi yang nomor tiga atau bahkan nomor dua.

Sesuai tema seminar kemarin yang mengusung tentang tantangan bahasa arab dalam dunia pendidikan, saya jelaskan, bahwa tantangan terbesar bahasa arab dan pembelajarannya sebenarnya bukan dari luar (eksternal) akan tetapi dari diri (internal) dalam kita masing-masing. Sebelum belajar bahasa arab, secara psikologis seorang siswa sudah mengklaim bahwa bahasa arab adalah bahasa sulit dipelajari, jadi mareka negative thinking terlebih dahulu, ini yang menyebabkan siswa tidak ada semangat, lesu, malas, bahkan tidak ada niat sama sekali. Bagaimana mungkin pembelajaran bahasa arab bisa berhasil dengan efektif, jika sikap alergi, antipasti dan mati motivasi sudah terlebih dahulu menghantui pembelajaran itu sendiri.

Kelemahan kedua secara edukatif, bahasa arab diajarkan oleh guru dan dosen bahasa ada kelemahan secara metodologis dan persoalan system pendidikan. Persoalan metodologis berkaitan dengan bagaimana subtansi materi itu dipilih, dikemas, dan ditransformasikan kepada peserta didik, sehingga dapat dipahami dan dipraktikan dengan efektif dan efisien. Sedangkan persoalan system pendidikan berkaitan dengan kebijakan pemerintah terhadap bahasa arab, disain kurikulum dan posisi bahasa arab dalam pendidikan yang sering dianak tirikan, apalagi di hanya sebagai pelengkap bagi mata pelajaran atau hanya cukup diajarkan sekali pertemuan saja dalam satu minggu.
Seorang muslim taat idealnya adalah mempelajari bahasa arab sebagai bahasa ilmu dan bahasa budaya sebagai produk manusia, serta sebagai bahasa agama untuk memahami kitab sucinya, bagaimana bisa membaca al-quran dengan benar dan fasih jika tidak menguasai bahasa arab dengan baik dan benar, baik dari aspek makharijul huruf, tajwid, ashwat (suara) dan tanghim (intonasi). Juga dalam hal kitab-kitab klasik (kutub turotsy) kita harus menguasai bahasa arab dengan baik.

Oleh karena itu, guru bahasa arab sebelum mengajarkan materi tersebut kepada siswa, harus pandai-pandai memberi semangat dan memberi wawasan akan pentingnya bahasa arab dibanding bahasa-bahasa lainnya, bahwa bahasa arab bukan bahasa yang sulit dan rumit, akan tetapi bahasa yang mudah dan gampang dipelajarinya. Karena semangat dan wawasan ini berkaitan erat dengan niat seseorang, Jika seseorang niat sudah kuat, insyaallah yang lain akan mudah diataswi meskipun tanpa didampingi buku baik, guru yang professional dan segalanya terbatas saumpamanya. Wallahu ‘alam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar